Book : Gulliver’s Travels
Author : Jonathan Swift
Ringkasan :
Lemuel Gulliver adalah seorang ahli
bedah terdidik dan terlatih. Ia berbicara menceritakan kembali pengalaman -
pengalamannya di laut kepada para pembaca. Diperkenalkan sebagai cerita
petualang yang sederhana, petualangan Gulliver terbagi menjadi empat bagian.
Bagian pertama terletak pada Liliput dimana dia berada dalam kelompok ribuan
orang miniatur yang disebut Liliput. Yang kedua ada pada daratan semenanjung
Brobdingnag, dunia yang berlawanan dengan Liliput dimana Gulliver menjadi
Liliput dan semuanya raksasa untuknya. Bagian ketiga pindah ke pulau Laputa,
sebuah pulau terapung yang dihuni oleh teoritis dan akademisi yang menindas
daratan bawah yang disebut Balnibarbi. Akhirnya pada bagian keempat ia sampai
ke daratan tidak dikenal. Daratan ini dihuni oleh Houyhnhnms, kuda cerdas yang
berkuasa, dan bersama Yahoos, para pelayan kasar yang kurang cerdas untuk kuda
yang mirip gambaran (sifat) manusia.
Konteks
Sejarah/Sosial :
Gulliver’s Travels adalah buku yang sangat kontroversial dari awal
publikasinya pada tahun 1726. Sejak saat itu, banyak bagiannya yang dihapus dan
sering dikesampingkan sebagai buku untuk anak-anak dalam upaya untuk
menghindarkan interpretasi dan mencontohkan wawasannya ke dalam praktek
kolonial. Tidak sampai sepuluh tahun dari pencetakan pertamanya yang
memunculkan seluruh teks yang benar-benar berasal dari Swift. Namun, Swift
tetap pekerja yang terkenal dan paling produktif, yang mencakup enam belas
tahun kesastraan dalam perjalanan fisik dan tak terhitung jumlahnya dalam
pengalaman pribadi.
Gaya Menulis :
Gulliver’s travels adalah sebuah karangan sindiran
tentang sifat dasar manusia dan parodi dari “traveler tale” bergaya sastra.
Daya tarik dari kisah tersebut faktanya bahwa walaupun setiap tahap terlihat
tiba-tiba dapat dipahami, seluruh persoalan utama berjalan terus-menerus. Novel
tersebut menawarkan parodi kolonialisme bebas yang bekerja menentang apa yang
sudah dikenal. Swift mengambil ide-ide yang berbeda seputar pekerja
kolonialisme dan menghilangkan prasangka mereka secara bertahap dengan
memberikan pembalikan skala (jalan cerita). Ia mengalihkan pidato wacana
kolonial dan membuat mereka menentang pemimpinnya dalam sikap yang sangat
cerdas. Dan menariknya, semua ini diselesaikan dengan ide hebat dan lelucon
kasar : menjadi air kencing Gulliver untuk memadamkan api atau eksperimen yang
berlangsung di Akademi Opera Lagado.
Pemikiranku :
Novel ini bisa dibilang upaya
menyindir terbesar Swift untuk “rasa malu manusia atas perbuatan jahat mereka”.
Struktur dan pemilihan metafora juga menjalankan tujuan Swift untuk menyerang
politik, agama moralitas, sifat dasar manusia dan tentu saja kolonialisme yang
merupakan inti dari novel. Swift jelas memotong ide-ide yang didasarkan pada
kolonialisme dengan terus menempatkan scenario terbalik dan mendemostrasikan
bagaimana kebenaran mengenai orang-orang dan objek-objek yang sangat
dipengaruhi oleh tanggapan pengamat. Pada novel Gulliver’s Travels, skala
(jalan cerita) dimanipulasi untuk menunjukan gambaran politik sehingga membawa
terus sindiran yang mengganggu dan kurang menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar