Sabtu, 11 Januari 2014

Resensi Novel Inggris



Book : Gulliver’s Travels
Author : Jonathan Swift
 


Ringkasan :
 
Lemuel Gulliver adalah seorang ahli bedah terdidik dan terlatih. Ia berbicara menceritakan kembali pengalaman - pengalamannya di laut kepada para pembaca. Diperkenalkan sebagai cerita petualang yang sederhana, petualangan Gulliver terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama terletak pada Liliput dimana dia berada dalam kelompok ribuan orang miniatur yang disebut Liliput. Yang kedua ada pada daratan semenanjung Brobdingnag, dunia yang berlawanan dengan Liliput dimana Gulliver menjadi Liliput dan semuanya raksasa untuknya. Bagian ketiga pindah ke pulau Laputa, sebuah pulau terapung yang dihuni oleh teoritis dan akademisi yang menindas daratan bawah yang disebut Balnibarbi. Akhirnya pada bagian keempat ia sampai ke daratan tidak dikenal. Daratan ini dihuni oleh Houyhnhnms, kuda cerdas yang berkuasa, dan bersama Yahoos, para pelayan kasar yang kurang cerdas untuk kuda yang mirip gambaran (sifat) manusia.

Konteks Sejarah/Sosial :

Gulliver’s Travels adalah buku yang sangat kontroversial dari awal publikasinya pada tahun 1726. Sejak saat itu, banyak bagiannya yang dihapus dan sering dikesampingkan sebagai buku untuk anak-anak dalam upaya untuk menghindarkan interpretasi dan mencontohkan wawasannya ke dalam praktek kolonial. Tidak sampai sepuluh tahun dari pencetakan pertamanya yang memunculkan seluruh teks yang benar-benar berasal dari Swift. Namun, Swift tetap pekerja yang terkenal dan paling produktif, yang mencakup enam belas tahun kesastraan dalam perjalanan fisik dan tak terhitung jumlahnya dalam pengalaman  pribadi.

Gaya Menulis :

Gulliver’s travels adalah sebuah karangan sindiran tentang sifat dasar manusia dan parodi dari “traveler tale” bergaya sastra. Daya tarik dari kisah tersebut faktanya bahwa walaupun setiap tahap terlihat tiba-tiba dapat dipahami, seluruh persoalan utama berjalan terus-menerus. Novel tersebut menawarkan parodi kolonialisme bebas yang bekerja menentang apa yang sudah dikenal. Swift mengambil ide-ide yang berbeda seputar pekerja kolonialisme dan menghilangkan prasangka mereka secara bertahap dengan memberikan pembalikan skala (jalan cerita). Ia mengalihkan pidato wacana kolonial dan membuat mereka menentang pemimpinnya dalam sikap yang sangat cerdas. Dan menariknya, semua ini diselesaikan dengan ide hebat dan lelucon kasar : menjadi air kencing Gulliver untuk memadamkan api atau eksperimen yang berlangsung di Akademi Opera Lagado.


Pemikiranku :

Novel ini bisa dibilang upaya menyindir terbesar Swift untuk “rasa malu manusia atas perbuatan jahat mereka”. Struktur dan pemilihan metafora juga menjalankan tujuan Swift untuk menyerang politik, agama moralitas, sifat dasar manusia dan tentu saja kolonialisme yang merupakan inti dari novel. Swift jelas memotong ide-ide yang didasarkan pada kolonialisme dengan terus menempatkan scenario terbalik dan mendemostrasikan bagaimana kebenaran mengenai orang-orang dan objek-objek yang sangat dipengaruhi oleh tanggapan pengamat. Pada novel Gulliver’s Travels, skala (jalan cerita) dimanipulasi untuk menunjukan gambaran politik sehingga membawa terus sindiran yang mengganggu dan kurang menyenangkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar