Minggu, 24 November 2013

Cerpen Fabel




Bila Kancil Hidup Di Tahun 2011




                 
                 Pada suatu hari hiduplah sekawanan binatang , mereka hidup di sebuah hutan yang akan ditebang dan dijadikan sebuah kawasan perumahan oleh sekelompok manusia. Berita tentang penebangan hutan itu membuat semua hewan yang ada di hutan itu cemas. Mereka semua berkumpul untuk membicarakan hal itu.
             Singa, sang raja hutan pun berpikir terlalu berlebihan hingga tiga hari tidak tidur. Namun, akhirnya raja hutan itu mendapatkan sebuah ide, maka di kumpulkannya lagi semua warga hutan itu. Dengan sombongnya Singa itu berkata, “jika manusia datang, aku akan menyerang mereka dan aku tak akan membiarkan mereka keluar dari hutan ini hidup-hidup”. Semua hewan yang ada bersorak, mereka berpikir hutan akan aman karena ada sang raja yang melindunginya.
          Namun kancil tidak berpikir demikian, Kancil tahu bahwa manusia datang membawa banyak peralatan yang canggih dan berbahaya. Singa itu hanya menenangkan hati rakyatnya yang tengah gundah dan ketakutan. Belum habis Singa itu memberi tahu ide-idenya yang tak masuk akal, Kancil segera pulang dan mencari teman-temannya.
               Teman yang pertama Kancil cari adalah Buaya, dengan terengah-engah kancil menemui buaya yang terlihat sedang berendam di hulu sungai. Kancil langsung berteriak kepada buaya, ”Hai Buaya, ikutlah denganku”. Buaya yang sedang bersantai itu langsung bergerak mendekati kancil dan bertanya, “Ada apa kamu mencariku?” Kancil pun menjawab, ”Kita harus menghentikan penebangan hutan ini.” Buaya tertawa melihat perkataan Kancil. Kancil langsung menjelaskan apa yang terjadi dan Buaya terkejut mendengar hal itu. Dengan cepat Buaya keluar dari danau dan pergi mencari sahabat lamanya, anjing Pak Tani atau biasa mereka memanggilnya Dogi. Kebetulan Pak Tani sedang pergi ke kota untuk membeli pupuk. Jadi, Dogi sendiri di rumah.
                  Kancil dan Buaya bergantian menjelaskan apa yang terjadi. Dan Dogi terkejut akan hal itu. Mereka berunding dan ketiga hewan itu terlihat sangat serius. Kancil pun mendapatkan sebuah ide. “Bagaimana jika kita pergi ke kota dan mencari manusia yang cinta lingkungan?” Buaya dan Dogi setuju akan hal itu. Mereka segera keluar dari hutan dan mencari jalan yang aman, karena biasanya ada pemburu yang selalu memburu hewan-hewan di hutan. Dan ternyata hal itu benar, mereka bertiga melihat dua orang pemburu mengendap-endap dan bersiap menembak seekor rusa yang sedang makan di padang rumput. “Kawan-kawan, bagaimana jika kita kagetkan para pemburu itu?” Ujar Dogi, Kancil dan Buaya setuju. Mereka pun menggunakan strategi lama, Dogi menggonggong  sekeras mungkin, dan hal itu menarik perhatian pemburu itu. Para pemburu menghampiri  Dogi dan Kancil segera berlari menuju pemburu itu dan menendang kedua pemburu itu. Para pemburu itu lantas jatuh tersungkur. Segera Dogi mengambil senjata milik para pemburu. Setelah itu, Buaya dengan gagahnya menghampiri para pemburu dan membuka mulutnya yang lebar seakan ingin memakan para pemburu itu.



               Para pemburu itu lantas bangun dan berlari ketakutan, Kancil dan kawan-kawan tertawa terpingkal-pingkal. Mereka langsung melanjutkan perjalannya. Jalan pintas menuju kota hanya bisa di lewati dengan cara menyeberangi sebuah rawa. Kancil menghentikan langkahnya. “Kenapa kamu Kancil?” Buaya bertanya, Kancil terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Buaya. “Hai kancil, kamu kenapa?” kini Dogi ikut bertanya. “Aku tidak bisa berenang.” Jawab Kancil. Buaya yang sudah berada di dalam rawa menyuruh Kancil berdiri di atas punggungnya. Dan mereka menyeberangi rawa itu bersama-sama.


         Akhirnya, mereka sampai di ujung rawa yang berbatasan langsung dengan kota. Kebetulan ada sekumpulan para pecinta lingkungan yang menanam ratusan pohon di dekat rawa itu. Para pecinta alam itu lari berhamburan menjauhi tepi rawa itu setelah melihat Kancil dan kawan-kawan keluar dari rawa. Kancil bergegas mengejar para pecinta lingkungan itu namun tak bisa, pecinta lingkungan itu pergi menggunakan mobil. Kancil kembali ke tepi rawa itu dengan wajah kecewa. Saat mereka kembali, terdengar kabar jika besok adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para penebang hutan karena pemukiman itu akan mulai di kerjakan.
          Setelah mendengar hal itu, Kancil dan kawan-kawan langsung kembali mencari para pecinta lingkungan yang lain. Namun bukannya para pecinta lingkungan yang didapat, malah wajah ketakutan dari warga karena ada buaya yang berjalan di kota. Para petugas pun berdatangan, Buaya yang tak biasa dengan lingkungan yang ramai itu menjadi marah dan mulai menyerang para pertugas.
             Dan pada  saat itu ada truk-truk besar yang mengangkut alat-alat untuk menebang hutan. Dogi lantas mengejar truk itu sambil menggonggong. Sementara itu, Kancil masih berupaya menenangkan Buaya. Saat Buaya sudah tenang, mereka berdua lantas ikut mengejar truk itu.
                Para petugas itu heran melihat tingkah binatang-binatang yang sangat aneh. Petugas itu juga ikut mengejar binatang-binatang yang bertingkah aneh itu. Dan kini mereka semua telah berada di hutan, para penebang hutan itu segera memasang peralatan mereka. Dan hal itu membuat para penghuni hutan ketakutan dan meminta raja hutan melindungi hutan. Namun raja hutan yang tak lain adalah Singa itu tak bisa bicara apa-apa, rakyatnya terus mendesak Singa, sehingga Singa kabur dan pergi begitu saja.
                Petugas akhirnya mengerti maksud perginya binatang-binatang itu lari ke hutan. Para petugas pun memberi peringatan kepada para penebang, para penebang itu segera pergi dari hutan dan menyimpan amarah kepada hewan-hewan itu. Seorang penebang melemparkan sebuah pisau dari atas truknya dan tepat mengenai Kancil. Tubuh Kancil langsung roboh dan mengeluarkan banyak darah. Petugas yang ada segera membawa Kancil ke rumah sakit hewan terdekat dan juga menangkap penebang yang melempar pisau itu. Buaya dan Dogi tak bisa berbuat apa-apa. Dengan tertunduk lemas mereka kembali ke hutan. Di saat semua warga hutan berpesta karena hutan tak jadi ditebang, Buaya dan Dogi menangis. Buaya lantas memberitahukan kepada warga hutan apa yang sebenarnya terjadi. Pesta itu pun menjadi sunyi.
             Di rumah sakit hewan, Kancil di rawat dan mendapatkan beberapa jahitan. Dokter juga menyatakan jika terlambat sedikit saja, Kancil tak bisa ditolong. Kancil berhasil diselamatkan dan diperbolehkan kembali ke hutan.

             Para petugas mengantarkan Kancil ke hutan dan Kancil mendapati tempat tinggalnya sepi dan sunyi. Kancil mulai masuk ke dalam hutan dan disana yang terdengar hanya langkah kecilnya. Seketika dia sampai di dalam hutan, pesta kejutan dari warga hutan itu mengejutkan kancil  dan semua yang ada berterima kasih kepada kancil atas jerih payahnya.
             Hutan itu menjadi tenang dan tenteram kembali...

Cerpen Tema Pendidikan, karya : Kristan asal Sidoarjo, Jawa Timur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar